“Ya, aku harus membuat sebuah kunci agar aku bisa masuk ke dalam Gunung Kaca ini untuk membebaskan ketujuh kakakku,” ujarnya bersemangat.
Gadis Kecil itu kemudian mengeluarkan sebuah pisau lipat yang dibawanya dari rumah. Dengan pisau lipatnya, dia memotong sebuah jari tangannya, tanpa kesakitan, karena ia melakukannya dengan suka rela, Gadis Kecil itu meruncingkan tulang jari yang dipotongnya. Dengan tulang yang runcing itu, ia akan membuka pintu gerbang dan segera membebaskan ketujuh kakaknya.
Gadis kecil itu kemudian membuka pintu gerbang dengan kunci buatannya itu. Ketika pintu itu terbuka, dijumpainya seorang kerdil yang tampak ramah dan baik hati.
Meski tak menyembunyikan keterkejutannya, orang kerdil itu bertanya dengan ramah kepada Gadis Kecil itu, “Siapa Kau? Apa yang Kau cari di sini?”.
Gadis Kecil itu menjawab sambil tersenyum, “Aku mencari tujuh kakak laki-lakiku.Saat ini, mereka menjadi tujuh ekor gagak.”
“Ohhhh..Iya. Mereka adalah para majikanku. Saat ini, mereka sedang ke luar. Kalau kau mau menunggu, sebentar lagi, merka akan pulang. Aku akan menyiapkan makan malam. Masuklah,” kata orang kerdil itu dengan ramah.
Gadis kecil itu kemudianmasuk ke dalam. Tampak olehnya orang kerdil itu tengah sibuk menyiapkan makan malam. Ia menata meja makan dengan tujuh buah piring kristal dan tujuh buah gelas kristal. Semuanya berukuran kecil. Setelah orang kerdil selesai menyiapkan meja makan, Si Gadis Kecil itu mengambil sebuah rontokan roti dari setiap piring dan meneguk air setetes dari setiap gelas. Kemudian, dia menaruh cincin orang tuanya di dalam gelas yang ke tujuh.
Tak lama kemudian, terdengar suara di angkasa, “Kaok..Kaok..Kaok..,” bersahut-sahutan. Si Kerdil berucap gembira, “Itu mereka datang. Aku mendengarnya.” Gadi Kecil itu langsung bersembunyi di balik pintu.
Tak lama kemudian tampak oleh Gadis Kecil itu tujuh ekor gagak yang masuk dan minta agar makanan dan minuman segera disiapkan. Pada saat mereka melihat piring dan gelas di meja, ketujuh ekor gagak itu berkata, “Ada yang makan dari piringku dan minum dari gelasku. Ini pasti manusia yang melakukannya.”
Namun, keanehan itu tidak menyebabkan mereka berhenti makan dan minum. Pada saat kakak yang ke tujuh hendak meneguk setetes air yang terakhir dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke dalam kerongkongannya. Untung saja, dia bisa memuntahkan cincin itu kembali dan manaruhnya di ujung paruhnya. Sekarang, cincin itu terlihat jelas. Dia segera mengenali cincin milik orang tuanya itu.
Trekejut dan terharu, kakak ke tujuh itu berkata, “Ohhh, Tuhan, terim kasih. Mungkin aik kami telah datang ke sini. Semoga saja, kedatangannya dapat mengembalikan kami ke bentuk semula.”
Mendengar ucapan kakaknya, Gadis Kecil yang selama ini bersembunyi di belakang pintu akhirnya memperlihatkan dirinya. Tujuh ekor gagak itu menoleh kepadanya. Seketika, tujuh ekor gagak itu kembali ke bentuknya semula. Kutukan ayah mereka telah sirna. Suasana haru dan bahagia menyelimuti Gedung Kaca itu. Bergantian mereka memeluk adik mereka. Dengan perasaan gembira dan bahagia, mereka bersama-sama pulang ke rumah orang tua mereka. Akhirnya, mereka dapat hidup berkumpul bersama kembali.
^_^
Leave a Reply