Siapa tak kenal dengan Gunung Rushmore?
Apakah tahu siapa pemahatnya?
Gunung berupa monumen berupa empat patung kepala Presiden Amerika Serikat berukuran raksasa ini, merupakan hadiah dari seorang seniman besar, Gutzon Borglum.
Konon,menurut para ahli geologi, wajah-wajah itu akan abadi di sana selama (paling tidak) 500.000 tahun!
Patung-patung itu berukuran ‘raksasa’. Bayangkan saja, panjang dari dagu ke ujung kepala melewati hidung sekitar 6 meter. Lebar mulut sekitar 5,4 meter.
Sang Pemahat, Gutzon Borglum lahir di Idaho, pada tanggal 25 Maret 1869. Kedua orangtuanya berasal dari Denmark. Pada tahun 1874, keluarga Borglum menetap di perbatasan kecil Fremont, Nebraska.
Pada saat itu, hampir semua anak Fremont memiliki kuda. Kuda-kuda itu dibeli dari orang-orang Indian Pawnee. Borglum sendiri memiliki seekor kuda yang dibelinya dengan harga yang sangat murah sekali, 50 sen.
Borglum kecil gemar melukis. Namun, kegemarannya melukis membuat hasil rapornya kurang memuaskan, kecuali untuk pelajaran sejarah Amerika. Baginya, sejarah Amerika sama menariknya dengan melukis.
Ketika memasuki pendidikan SMA, Borglum tinggal di asrama. Pada saat itulah ia dibimbing oleh seorang guru yang mengetahui akan bakatnya. ‘Teruslah melukis. Kelak kau bisa mencari nafkah dengannya,’ begitu pesan Sang Guru yang menjadi salah satu pegangan hidup Gutzon Borglum.
Setelah lulus SMA, Borglum pindah ke California. Di sini, ia menyewa sebuah studio kecil untuk melukis. Dalam waktu singkat, dinding studionya sudah penuh dengan lukisan potret, pemandangan, dan tentu saja, kuda. 😀 Satu demi satu lukisannya laku terjual.
Studio Borglum memiliki seorang pengunjung tetap, yaitu Jessie Benton Fremont, istri penjelajah terkenal, Jenderal John C. Fremont. Lukisan kuda Gutzon sangat menarik minatnya. Kemudian Nyonya Fremont mengajak rekan-rekannya untuk datang mengunjungi studio Borglum. Sejak saat itu, lukisan-lukisan Borglum pun mulai terjual dengan harga lebih tinggi.
Pada tahun 1890, Borglum berlayar ke Perancis untuk mendalami seni lukis di negeri pusat seni itu. Ketika kapal beranjak meninggalkan pelabuhan New York, untuk pertama kalinya ia melihat patung Liberty. Ujarnya dalam hati, ‘Kapan aku bisa membuat karya abadi macam itu?‘
Di Paris, Borglum berkenalan dengan pemahat Perancis Auguste Rodin. Dari Rodin lah, Borglum belajar membuat patung dari tanah liat dan batu. Ternyata, hasil karya Borglum yang berupa patung lebih banyak mendapat pujian daripada lukisan catnya. Kemudian, pada tahun 1901, ia kembali ke Amerika Serikat, dengan mengantongi keahlian sebagai pematung.
Maka, ketiga minat Gutzon Borglum, yaitu seni, sejarah Amerika, dan kuda, terlihat dalam hasil karyanya. Selama 15 tahun berikutnya, ia mematung sejumlah tokoh besar dalam sejarah Amerika Serikat. Patung Philip Sheriden, Jenderal Perang Saudara yang menunggang kuda, ditempatkan di Washington D.C. Patung dada Presiden Lincoln diletakkan di Gedung Capitol Rotunda. Tapi, semua itu belum bisa memuaskan hati Sang Seniman yang memiliki keinginan sangat besar itu.
Pada tahun 1924, kesempatan besar itu muncul. Borglum menerima sepucuk surat dari Lembaga Sejarah Negara, Doane Robinson, di Dakota Selatan. Ia menanyakan apakah Gutzon Borglum berminat untuk ‘merancang dan mengerjakan sebuah patung raksasa’ di Black Hills. Tanpa ragu-ragu, Borglum menjawab ‘Ya‘, sebab dia berkeyakinan, segala sesuatu tidak mustahil untuk dilaksanakan.
Borglum memilih untuk membuat patung kepala empat Presiden : George Washington, Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, dan Theodore Roosevelt, sebagai perlambang sejarah negeri tersebut.
Pekerjaan ‘menggarap’ tebing granit yang kasar dan keras di Gunung Rushmore diawali pada tahun 1927, saat ia Borglum berusia 58 tahun. Gutzon Borglum meninggal pada bulan Maret 1941, dan pekerjaan yang belum rampung itu diteruskan oleh puteranya, Lincoln Borglum.
Tujuh bulan kemudian, selesailah pekerjaan besar itu. Hasilnya seperti yang bisa kita saksikan sampai sekarang. Pekerjaan itu berlangsung selama 14 tahun. Lebih dari 450.000 ton batu dipindahkan dari pegunungan itu selama masa pengerjaan pembuatan patung raksasa itu.
Borglum pernah sesumbar bahwa seandainya pegunungan itu lebih besar, ia bisa menambahkan patung seekor atau dua ekor kuda lagi. 😀
namun, bagaimanapun, cita-citanya untuk membuat ‘wajah-wajah setinggi gedung berlantai lima dipahat di puncak pegunungan, di mana awan melintasinya, bagai syal putih, dan bulan bersembunyi di belakang jambulnya’, kini sudah terlaksana.
^_^
Leave a Reply