Eitttsss….
Mohon untuk tidak berburuk sangka. Ini bukan semacam obituari yang sering muncul di berbagai media meski mengandung ucapan ‘terima kasih‘ disertai foto seseorang. 😀 Ini murni sebuah ucapan terima kasih yang sangat, dan memang ditujukan kepada Si Empunya wajah yang ada di foto itu. Siapakah pemilik wajah di foto yang terpampang di atas?Meski lahir dari rahim seorang Ibu yang sama, tidak menjadikan saya dan pemilik wajah yang ada di foto itu otomatis menjadikan kami pasangan kembar. Kemunculannya di dunia yang lebih awal, sekitar 4,3 tahun, memaksa saya memanggilnya dengan sebutan ‘Mas‘. Mas Anton Ardyanto, lengkapnya. Yup, karena ia, ‘pondok kata‘ ini bisa hadir. 😀 Jadi, tak berlebihan rasanya tulisan pertama di lembaran putih ini bercerita sedikit tentang dirinya.
Lahir di ibukota dengan tanggal cantik : 11-11 (untuk tahun, mohon maaf, tidak saya cantumkan). Menjadi warga Kota Hujan sejak duduk di kelas tiga Sekolah Dasar. Mendapat predikat ‘anak teladan‘ se-kotamadya Bogor pada tahun 1982. Selepas lulus pendidikan menengah atas, mendapat pendidikan sastra dan bahasa dari Negeri Sakura di sebuah universitas yang namanya langsung diikuti dengan kata ‘Indonesia’. ‘Si Kutu Buku‘ julukannya. Sejak kecil, selain bermain, kesukaannya yang lain adalah membaca. Sejak duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar sudah memakai kacamata. Karenanya, menjadi pilot, sejak itu, tak lagi menjadi angan-angannya. 😀 Tak dinyana, Mas Anton ini, yang buku-buku pelajarannya dulu selalu penuh dengan coretan gambar-gambar pesawat, mobil, tank, dan perlengkapan tempur lainnya itu lebih memilih untuk menjadi salah satu ‘tukang jualan‘ di sebuah perusahaan tekstil di kawasan ibukota. Pandai menjalin kata? Sama sekali tak terlintas di benak kita-kita sebagai kerabat terdekatnya. 😀
Memiliki semangat yang kuat yang kerap ditularkan kepada orang-orang di sekelilingnya. Pendiriannya teguh. Berpikiran logis. Pandai berahasia. Seorang pengamat yang baik. Tekun. Setia. Tabah. Juga senang bersenda gurau. Mas Anton yang telah menikah dan memiliki satu orang istri dan satu orang putra ini juga senang bercocok tanam. 😀
Mungkin, karena salah satu sifatnya yang pandai berahasia itu, maka, bakatnya dalam menjalin kata disembunyikannya dengan sangat baik. Dan, seperti bunyi pepatah yang berbunyi : sepandai-pandainya menyimpan sesuatu, lama-lama akan tercium juga. *ha3*. Sekarang, bakat yang disembunyikannya itu, akhirnya terlihat juga. Ini buktinya :
http://lovelybogor.com/
Di sana terlihat selain bakatnya dalam menguntai kata, juga rasa cintanya kepada Si Kota Hujan. Meski selepas pendidikan menengah atas aktifitasnya sebagian besar dihabiskan di daerah ibukota, tapi, kecintaannya kepada Kota Hujan tampak jelas di setiap deretan aksara yang dijalinnya.
Sesuai dengan salah satu karakternya yang kerap menularkan semangatnya kepada orang lain, maka beberapa hari lalu, Mas Anton memberikan ‘pondok kata‘ ini kepada saya. 😀 ‘Ayo, nulis!‘ katanya. *Sungguh salah satu karakter yang luar biasa*. 😀 😀 😀
Masih banyak lagi yang bisa saya ceritakan tentang Mas Anton sebenarnya. Mungkin, di lain kesempatan, akan saya lanjutkan lagi. 😀
Kali ini, sekali lagi, saya berterima kasih yang sangat kepada Mas Anton, kakak saya. Meski Mas Anton, kakak saya ini tergolong orang yang pelupa, (terutama selalu lupa di mana meletakkan kacamata), bagi saya, Mas Anton adalah kakak yang paling ganteng sedunia. 😀 😀 😀
Seperti yang orang bijak katakan :
‘only a brother can love like a father, care like a mother, annoy like a sister, and support like a friend‘
#ilovemybrother
#and,that’safact
^_^
Leave a Reply